Minggu, 19 September 2010
Pegunungan Dieng - Jawa Tengah
Betapa kita sebagai bangsa patut bersyukur atas kekayaan alam yang kita miliki, mulai dari puluhan kilometer garis pantai yang indah, hingga deretan dataran tinggi dan pegunungan yang hijau memesona. Semuanya merupakan kemajemukan. Dataran tinggi Dieng di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, termasuk salah satu anugerah itu.
Secara geografis, Dieng merupakan dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, dengan jarak sekitar 30 kilometer dari Kota Wonosobo.
Letaknya yang berada pada ketinggian di atas 2.000 meter dari permukaan laut, membuat suhu udara di Dieng cukup dingin, yaitu berkisar 15 hingga 20 derajat Celcius di siang hari dan 10 derajat Celcius pada malam hari. Bahkan, suhu bisa mencapai di bawah 5 derajat Celcius pada pagi hari di musim kemarau.
Hawa petualangan telah terasa sedari kita menempuh perjalanan ke Dieng, baik dari arah Banjarnegara atau Wonosobo. Berbagai moda transportasi, mulai dari sepeda motor, mobil pribadi, hingga kendaraan umum bisa menjadi alternatif dengan tantangan masing-masing.
Bila mengendarai sepeda motor, kita bisa lebih leluasa menikmati hawa pegunungan yang segar sekaligus memandang panorama sekeliling yang mengagumkan. Tapi bersiaplah memakai jaket yang tebal karena udara dingin bisa menyapu kapan saja.
Atau, bila jiwa petualang kita sedang menggebu-gebu, pilih saja bus umum trayek Wonosobo-Dieng yang tersedia. Dijamin, hati akan berdegup kencang saat sopir bus mengendalikan laju kendaraannya membelah tebing tinggi clan jurang menganga.
Kawah Sinila
Dataran tinggi Dieng tak melulu menyuguhkan pemandangan pegunungan atau kesejukan udara yang bersih clan segar. Banyak hal bisa disaksikan ketika kita menjejakkan kaki di "negeri" yang sering disebut tempat bersemayam para dewa dan dewi ini.
Menurut sejarah di situs Pemkab Wonosobo, nama Dieng berasal clad bahasa Sansekerta. "Di" yang berarti tempat yang tinggi atau gunung, dan "Hyang" yang berarti kayangan (surga). Tidak heran memang karena banyak hal menarik di Dieng yang jarang ditemukan di wilayah lain.
Pertama, dari sisi edukasi, dataran tinggi Dieng memiliki beberapa situs yang bisa menjadi pilihan bagi anak-anak dan keluarga. Contohnya, jajaran candi-candi Hindu berukuran kecil, tetapi berarsitektur unik, bisa ditelusuri untuk menambah pengetahuan.
Candi-candi tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke tujuh dan delapan, dan merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya. Salah satu kelompok lokasi candi yang disebut Candi Pendawa, memiliki lima buah deretan candi, yaitu Candi Semar, Arjuna, Srikandi, Sembadra, dan Puntadewa.
Sedangkan candi-candi yang lain, seperti Candi Gatotkaca, Dwarawati, Bima, dan lainnya, letaknya tersebar dan terpisah-pisah. Saat menyusuri candi tersebut, kita bagai digiring ke perjalanan sejarah yang panjang dari bangsa Indonesia yang berbudaya. Karena itu, sebagai warisan budaya sekaligus situs penghormatan masa lampau, candi-candi yang tersisa harus dirawat dengan maksimal.
Selain candi, dataran tinggi Dieng memiliki Dieng Plateau Theater, yaitu bioskop yang memberi informasi mengenai peristiwa dan kejadian alam di Dieng, seperti peristiwa Kawah Sinila yang menghembuskan udara beracun pada tahun 1979, yang menelan korban jiwa hampir 150 warga. Wahana ini memiliki kapasitas 100 kursi yang sangat nyaman bagi kita dan keluarga. Nilai edukasi pun bisa didapat karena film yang diputar membahas budaya dan kehidupan masyarakat Dieng.
Kedua, selain wahana edukasi yang lengkap, Dieng juga menyuguhkan berbagai situs yang menyajikan fenomena alam mengagumkan. Semisal, sebagai kawasan pegunungan aktif, beberapa kawah di Dieng masih mengeluarkan lumpur hitam yang mendidih, asap putih tebal, dan gas yang mengandung belerang. Kita pun berkesempatan menyaksikan Telaga Warna yang bila kita beruntung, bisa melihat aneka warna yang berbeda karena kandungan mineral pada telaga tersebut.
Akhirnya, inilah saatnya bagi kita untuk mensyukuri segala anugerah Tuhan dari ketinggian Dieng sebagai "istana para dewa dan dewi kayangan".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar